Halaman

Kamis, 03 Desember 2009

Senyum Ibunda Begitu Berharga

Sahabat, pernahkah Anda mengalami suatu hari di mana Ana kehilangan senyum manis ibu Anda yang begitu manis dan tulus? Atau mungkin tak hanya sehari, bahkan hingga satu minggu atau lebih? Bagaimana perasaan Anda mendapati saat-saat seperti itu, merasa senang dan bahagiakah? Atau Anda merasa sedang tertimpa gunung batu yang membuat dada Anda sakit? Saya yakin kondisi kedualah yang akan Anda rasakan saat Anda kehilangan senyum manis ibu Anda.

Saya juga pernah mengalaminya, mungkin boleh dibilang sering. Lebih sering kehilangan senyum ibu saya, dulu, saat saya masih jadi anak SMP yang sedang dalam masa-masa pubertas di mana memang gejolak emosi yang sangat tidak labil. Sebabnya adalah saya berani membantah ibu saya meski tidak secara kasar atau dengan istilah yang tidak begitu ekstrim adalah seringnya saya berselisih pendapat dengan ibu saya dalam banyak hal. Dan kehilangan senyum itu semakin sering (dalam waktu yang cukup membuat saya mengira bahwa ibu saya benar-benar membenci saya) saat saya mulai mengenal secuil tuntunan Rasulullah dalam berpakaian bagi laki-laki yang mewajibkan untuk menaikkan celana atau sarung di atas mata kaki. Oh, betapa saat-saat itu saya tak hanya merasa kehilangan senyum ibu, tapi merasa kehilangan ibu saya sendiri secara keseluruhan.

Kehilangan senyum saja pasti membuat kita sebagai anak merasa berat hati, merasa sedih, dan aneh. Tidak seperti biasanya dan ini tidak nyaman, sangat tidak nyaman. Apalagi jika hilangnya senyum ibu itu dibarengi dengan hilangnya belaian kasih sayang ibu yang biasanya kita rasakan begitu halus dan lembut membelai kepala kita. Berganti dengan tatapan tajam kepada kita. Ditambah lagi saat ibu kita tidak menjawab salam kita, duh betapa sempitnya dunia ini. Kiamat ini, pikir kita.

Pernah suatu saat ketika saya sudah SMA, ibu saya benar-benar marah pada saya, dalam masalah yang sama, yaitu celana saya yang sedikit melebihi normal anak sekolahan, ibu saya sama sekali tidak mau bicara pada saya. Salam tak dijawab. Uluran tangan saya saat pamit atau pulang sekolah ditanggapi dingin, tak sehangat biasanya. Plus diboikot dari uang jajan harian, sementara saya sedang tidak punya tabungan. Pemboikotan pun terjadi pada motor, saya masih ingat motor itu Yamaha Alfa 'othok-othok', saya tidak boleh memakainya selama beberapa hari. Praktis, saya merasa hidup saya susah sekali. Sekolah yang jaraknya lumayan jauh harus saya tempuh dengan jalan kaki, ditambah lagi tidak ada uang jajan. Alhamdulillah masih bisa sarapan pagi. Duh, waktu itu serasa dunia begitu sesak.

Dari berbagai peristiwa yang saya alami ini, saya mendapat satu pelajaran berharga bahwa senyum seorang ibu begitu berharga bagi anaknya melebihi apapun. Senyum ibu yang manis, tulus, serta penuh kasih bisa memberikan motivasi yang tak ternilai harganya bagi si anak. Senyum ibu itu mahal dan harus kita jaga agar ia tetap terkembang dengan indah, sehingga kita merasa bahagia dengan senyum itu. Senyum ibu bisa membuat hati kita nyaman dan damai, meski sebenarnya kita sedang mengalami kesulitan besar.

Senyum ibu bisa membuat kita lupa jika kita sedang sakit, membuat pikiran kita tenang saat usaha kita bangkrut, membuat hati menjadi sejuk saat istri kita mendurhakai kita, membuat kita merasa punya teman terbaik saat semua teman meninggalkan kita. Pokoknya dengan satu senyuman yang terkembang dari bibir ibu kita, sudah cukup membuat kita punya alasan untuk menjadi orang baik. Kenapa? Karena saya ingin tetap melihat senyum itu terus terkembang dan saya sangat tidak ingin senyuman itu hilang. Senyum yang manis itu hanya akan tetap ada jika kita bisa menjadi anak-anak yang baik buat ibu kita. Dan akan menghilang saat satu keburukan kita kerjakan, apalagi jika keburukan itu berulang kali kita lakukan di depan ibu.

Jika senyum itu hilang, berarti saya telah kehilangan satu motivasi sukses saya dan yang terberat bagi saya adalah saya telah menyakiti ibu saya. Dan karena saya mencintai ibu saya dengan begitu besar, saya pun mencintainya senyumannya...

Lantas bagaimana cara mengembalikan senyum ibu yang hilang itu?
1.Pada dasarnya, menurut saya, hilangnya senyum itu disebabkan karena marahnya sang ibu pada kita. Jadi, jangan buat ibu Anda marah, usahakan semaksimal mungkin. Meskipun banyak pula sebab-sebab yang lain, seperti sakit, terbelit hutang, banyak masalah dengan orang lain atau bisnisnya, dan lain sebagainya.
2.Jadilah pribadi yang baik bagi ibu Anda dengan menjaga akhlak Anda di depannya.
3.Cobalah untuk mengerti ibu Anda dengan teliti; apa yang beliau sukai dan apa yang tidak beliau sukai. Usahakan untuk melakukan atau memberikan apa yang ibu Anda sukai, selama kesukaan ibu itu tidak melanggar aturan Allah. Sebaliknya, jangan buat sebuah tingkah yang tidak disukai oleh ibu Anda.
4.Bercandalah dengan ibu Anda dengan santai, buat humor-humor segar yang tetap menjaga adab-adab berbicara pada orang tua.
5.Jika ibu Anda sudah terlanjur kehilangan senyum, cobalah Anda selidiki penyebabnya. Lalu hilangkanlah penyebabnya itu. Jika penyebabnya adalah prestasi sekolah Anda sangat buruk, perbaiki prestasi Anda. Jika ibu Anda sakit, cobalah hibur dengan pijatan Anda, layani keperluan beliau dengan baik, hibur pula dengan lantunan bacaan Al-Quran Anda. Intinya, identifikasi penyebabnya, dan segera carikan solusinya. Jika Anda sulit menemukannya, tanyakan kepada ibu Anda, ada masalah apa? Kok ibu murung, tidak ceria dan riang seperti biasanya?
6.Komunikasikan permasalahan di antara Anda dan ibu Anda dengan baik. Anda jangan mau menang sendiri dan memaksa ibu Anda. Bicarakan secara baik-baik dari hati seorang anak dengan sang ibu. Cobalah untuk memahami ibu Anda, tapi jika memang ibu Anda yang salah, cobalah untuk meluruskannya dengan baik dan sabar. Jangan paksakan kebenaran itu secara kasar, meski kepada ibu yang sangat Anda cintai. Ingat, kebanyakan ibu menolak kebenaran bukan karena tidak mau menerimanya, tapi lebih dikarenakan sikap anaknya yang salah dalam menjelaskan kebenaran itu.
7.Berdoalah kepada Allah agar senyum itu kembali seperti sedia kala dan agar senyum itu tetap menjadi hal spesial setiap hari dalam hidup Anda.

Inilah sepenggal kisah dari hidup saya yang bisa saya bagikan kepada Anda semua, yang memberikan kita satu pelajaran penting bahwa kita harus menjaga Senyum Ibunda yang Begitu Berharga. Dan saya yakin, di luar sana masih ada orang lain yang jauh lebih punya hikmah daripada saya. Oleh karena itu, jika Anda punya masalah yang sama dan berhasil menyelesaikannya, jangan sungkan untuk berbagi solusi di sini. Karena orang kaya adalah orang yang suka memberi, meski hanya sebuah kalimat motivasi dan nasehat kebaikan. Meskipun hanya senyum tulus yang ia berikan saat bertemu dengan saudaranya.

Selesai ditulis di Masjid Al-Akhdhor Karangkajen pukul 05.36 WIB

4 komentar:

  1. Ach...jadi teringat sama Ibu, apalagi kemarin beliau baru habis sakit.

    BalasHapus
  2. @ALDY:SEMOGA ibu kamu cepet sembuh, ya...jangan lupa didoakan...

    BalasHapus
  3. ummi...ummi...ummi..
    pendidik kelembutan yang menawan, pelatih kesabaran yang bijak, pengajar kesantunan yang terindah...

    BalasHapus
  4. usaha laundry , bisnis laundry , deterjen laundry , waralaba laundry , franchise laundry , softener laundry , pewangi laundry

    BalasHapus


Setelah membaca artikel di atas, silahkan berkomentar
KARENA KOMENTAR ANDA BEGITU BERHARGA...

Gratizzan!